eksplur: Desain sangat berhubungan dengan "taste" yang dimiliki oleh desainer yang mendesain sebuah karya desain tersebut. Berikut ini akan kami paparkan bagaimana agar sebuah desain "nyaman" untuk dilihat secara visual menurut penulis.
- Cobalah untuk minimalis.Minimalis berarti "minimal", artinya desain tersebut secara sengaja dibuat secara minim. Misalnya tidak terlalu banyak permainan ornamen-ornamen yang sebenarnya bertujuan untuk mempercantik tampilan sebuah desain. Untuk seorang desainer, tidak baik rasanya jika hanya memandang desain sebagai pemuasan diri pribadi (kecuali jika desain itu bukan untuk dinikmati secara umum {tidak diperjualbelikan}), tapi cobalah untuk memahami apa yang konsumen inginkan, dan saat ini, yang paling diinginkan oleh konsumen adalah desain-desain yang minimalis, bahkan vintage (gaya desain post modern).
- Cobalah untuk mudah di mengerti.Sebuah karya desain yang baik tentunya harus mudah dipahami, misalnya anda mendesin sebuah tombol interface, katakanlah fungsinya sangat vokal dalam sebuah interface, anda mendesainnya menggunakan pengaplikasian simbol/icon yang tidak semua orang mengerti tanpa disertai teks penjelasan. Hal tersebut akan membuat kesalah-pahaman user ketika menggunakan produk tersebut. Bahkan berdampak untuk tidak tertariknya user untuk menggunakannya. Maka, desain anda dinyatakan gagal.
- Mainkan warna yang sesuai.Warna pada desain diketahui memiliki unsur sangat vokal, jangan gunakan warna-warna yang sulit untuk di baca. Berikut ini contoh pembacaan warna yang sulit dan mudah untuk dibaca.Jangan menggunakan warna yang tidak cocok, misalnya mendesain perlengkapan bayi menggunakan warna-warna mencolok, hal tersebut akan sangat mengganggu untuk user (bayi), gunakanlah warna-warna yang soft, sehingga bayi akan mudah menerimanya. Berilah warna yang tepat pada usernya, misal mendesain peralatan bayi, maka mendesainlah untuk si bayi, bukan untuk orang tuanya, karena yang akan menggunakannya adalah si bayi, bukan orangtuanya, orangtua hanya akan membantu penggunaannya saja.
- Cobalah pada gaya desain yang telah ada.Daripada sibuk mencari desain seperti apa yang cocok digunakan untuk mendesain sebuah karya khususnya karya desain produk, cobalah mulai melangkah dari hal yang telah ada, misalnya berpatokan pada bentuk dasar (kotak, segitiga, bulat/lingkaran, dsb.), atau berpatokanlah pada gaya desain yang telah ada, misalnya gaya desain de stijl, minimalis, futuristik, dll. Kemudian kembangkan bentuk-bentuk tersebut sesuai kebutuhan yang telah anda observasi sebelumnya.
- Lupakanlah ego.
Ego merupakan "penyakit" dalam desain, katakanlah sebuah desain yang diinginkan user ketika mendesain adalah desain yang kompleks dengan permainan ornamen yang banyak agar lebih fungsional, tetapi si desainer tidak sependapat, dia lebih menyukai sebuah desain yang simple tanpa adanya ornamen dan dengan sedikit fungsi, disinilah ego bekerja, si desainer bisa saja mendesain berdasarkan egonya sendiri dengan mengabaikan tanggapan user dengan mempertimbangkan harga, kualitas, dll., atau mendesain sama persis dengan apa yang dikatakan user. semua memang tidak ada yang salah, tetapi menurut kami alangkah baiknya untuk mencerna dulu tanggapan user, kemudian bolehlah menggabungkannya dengan ego, namun fungsionalitas (yang diinginkan user {misalnya}) tetap menjadi bahan pertimbangan yang mendalam.
Itulah tadi mengenai pendapat kami agar desain terlihat "nyaman". Mohon maaf apabila terjadi kesalahan atau ada kata yang kurang berkenan. Terimakasih telah membaca.
eksplur
Rujukan Gambar:
Stone. Debbie, dkk., 2005, User Interface Design and Evaluation, Morgan Kaufmann, San Francisco, California.
0 comment:
Post a Comment